Senin, 23 November 2009

KEBANGGAAN SMPN 1 SAMBAS

Saya adalah anak SMPN 1 SAMBAS pada hari pertama masuk ke sekolah ini saya merasa sangat senang karena banyak mempunyai alat-alat olahraga yang cukup lengkap dan mempunyai lapangan-lapangan untuk bermain vooly,sepak bola,badminton,takraw dan lain-lain.
Pada musim hujan telah tiba sampah berserakan dimana-mana bahkan ada juga yang menumpuk di selokan.kepala sekolah memeriksa selokan di pinggir jalan dan mengelilingi sekolah ternyata sekitar selokan terdapat sampah-sampah yang menumpuk sehingga selokan itu tersumbat dan air tidak dapat mengalir.lalu kepala sekolah menyuruh siswa untuk membersihkan seluruh halaman sekolah.
SMPN 1 SAMBAS mempunyai halaman yang sangat luas dan mempunyai ruangan-ruangan yang tersusun rapi seperti ruang koprasi,ruang media,ruang perpustakaan dan lain-lain.

Kamis, 27 Agustus 2009

KATAKAN tidak pada narkoba

Andai aku memakai narkoba...??????Tidak!itu tidak boleh dan tidak akan terjadi.aku tidak akan mengobarkan masa depanku dengan keninkmatan sesaat alias meneteskan setitik nila pada susu sebelengga.Rugi,kan!


Narkoba,no way,harus jadi sombong setia pemuda.tidak ada alasan untuk mencicipi narkoba.entah untuk memburu kebahagian,melepaskan tekenan batin,apalagi sekedar ikut-ikutan atau sekedar gengsi,yg terakhir ini adalah alasan remah yg menunjukan pelakunya muda terbawa arus,lemah komitmen dan tidak istiqomah .Menjadikan narkoba sebagai tempat pelarian jelas tidak menyelesaikan masalah.Justu membuat hati kita mati dan tuhan.Biasanya ini terjadi karena kurangnya rasa syukur sertA tidak sabar menghadapi cobaan....................................................

Rabu, 26 Agustus 2009

SI GENDUT MINTA KLEPON

Kalau urusan makan, si gendut sungguh bersemangat. kalau disuruh bekerja, nanti dulu.
Suatu hari, ibu si gendut membuat klepon untuk selamatan. ibu meminta si gendut membantunya. akan tetepi, si gendut tetap asik bermain kelereng.
"Baiklah, kalau kamu tak mau membantu. kalau kleponnya sudah matang, jangan minta bagian!" kata ibunya kesal.
Klepon pun masak. Aromanya menusuk-nusuk hidung si Gendut. perut si Gendut langsung terasa lapar. Akan tetapi, ia takut memintanya.
Ia mencari akal agar bisa makan klepon. Dipanjatnya pohon mangga di depan rumah. Setelah sampai di atas, ia mematahkan ranting dan melemparkannya ke genting. Terdengar bunyi "krosak!"
Ia lalu buru-buru turun. Dengan posisi dibawah ranting yang masih menggantung di atas genting, si gendut menidurkan tubuhnya.
Mendengar suara gaduh, Ibunya keluar. Melihat si Gendut tarlungkup diatas tanah dengan ranting mangga yang patah, ibunya menyangka si Gendut terjatuh.
"Aduh, mengapa kamu, Ndut?" seru ibunya.
si Gendut pura-pura pingsan. ibunya lalu menggendongnya ke dalam, kemudian menidurkannya di tempat tidur. Ibunya lalu memberikan air minum. Akan tetapi, setiap air masuk ke mulutnya, langsung disembur ke luar. Ibunya bertambah gusar karena siGendut hanya menggelengkan kepala setiap di tanya.
Akhirnya, Ibunya bertanya.
"klepon ya, Ndut? itu sudah matang," kata ibunya.
Mendengar kata klepon, si Gendut menganggukkan kepala. Ibunya langsung mengambil klepon. butir demi butir disuapkan ke mulutnya. Anehnya, meskipun matanya tetap terpejam, si Gendut mengunyah dengan lahap sekali.